Berita TerkiniSerambi PPU

Ikon PPU, Rusa Sambar Dikirim ke Kawasan Konservasi PT Adaro

ADARA TIMUR – Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU), M. Zainal Arifin, menghadiri acara serah terima pengiriman rusa sambar (Cervus unicolor) dari UPTD Pembibitan Ternak dan Hijauan Pakan Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Provinsi Kalimantan Timur kepada PT Adaro Indonesia. Rusa-rusa tersebut akan dikembangkan di Kawasan Pelestarian Satwa PT Adaro Indonesia di Desa Dahai, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Acara berlangsung di Penangkaran Rusa Desa Api-Api, Kecamatan Waru, pada Senin sore (03/02/2025).

Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas DPKH Provinsi Kaltim Fahmi Himawan, Kepala UPTD KPHP Telake Shahar, Kadis Pertanian PPU Andi Traso, perwakilan PT Adaro Indonesia, serta Forkopimda PPU dan pejabat lainnya. Penyerahan rusa sambar ini menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati, khususnya bagi spesies yang menjadi ikon Kabupaten PPU.

Dalam sambutannya, Pj Bupati PPU, M. Zainal Arifin, menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin antara pemerintah dan sektor swasta dalam menjaga populasi rusa sambar.

“Kami sangat mendukung inisiatif ini, karena rusa sambar adalah ikon Kabupaten Penajam Paser Utara. Kerja sama ini adalah contoh nyata sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam upaya perlindungan plasma nutfah yang ada di Kalimantan Timur. PT Adaro tidak hanya berfokus pada pengelolaan sumber daya alam, tetapi juga peduli terhadap konservasi satwa liar,” ujar Zainal Arifin.

Setelah serah terima, Zainal Arifin meninjau rusa-rusa sambar yang ada di penangkaran serta menyaksikan proses pengambilan sampel darah untuk penelitian kesehatan satwa. Ia juga melihat kandang ternak sapi Bali yang dikembangkan di kawasan tersebut.

Zainal Arifin menambahkan bahwa potensi kawasan ini bisa dikembangkan lebih lanjut sebagai pusat riset bagi para akademisi dan peneliti dari dalam maupun luar negeri.

“Rusa sambar ini khas Kalimantan Timur, dan kita perlu menjadikannya objek riset agar lebih dikenal secara global. Namun, tentu kita juga harus tetap menjaga plasma nutfah ini agar tidak diambil alih oleh pihak luar tanpa regulasi yang jelas,” tegasnya.

Kepala Dinas DPKH Kaltim, Fahmi Himawan, menegaskan bahwa konservasi satwa liar juga memiliki kaitan dengan ketahanan pangan.

“Di satu sisi, rusa sambar adalah satwa liar yang harus dilestarikan. Di sisi lain, keberadaannya juga berkontribusi terhadap keseimbangan ekosistem dan berpotensi mendukung program ketahanan pangan. Keterlibatan sektor swasta dalam konservasi adalah langkah luar biasa yang akan terus kami dampingi agar sesuai dengan regulasi,” kata Fahmi.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), dan pemerintah kabupaten untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Selain fokus pada konservasi, Pemkab PPU juga mendukung program edukasi lingkungan bagi tenaga pendidik dan masyarakat sekitar.

“Kesadaran masyarakat terhadap konservasi sangat penting. Salah satu upaya yang kami lakukan adalah mendorong tenaga pendidik untuk memahami lebih dalam tentang pemulihan lingkungan dan konservasi satwa. Dengan begitu, mereka bisa menyampaikan pesan ini kepada generasi muda,” tambah Zainal Arifin.

Pemkab PPU berharap kerja sama serupa dapat diperluas ke sektor lain, termasuk pengelolaan kawasan konservasi lainnya. Ke depan, diharapkan lebih banyak perusahaan yang berkontribusi dalam upaya perlindungan satwa liar dan ekosistem.

“Kami akan terus mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam upaya konservasi dan menjaga ekosistem di PPU. Kami juga mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam mendukung program-program pelestarian lingkungan,” tutup Zainal Arifin. (hms4)

Selengkapnya

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button