Meski masih baru, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali dikenal sosok menteri yang peduli terhadap para atlet dan insan olahraga dan kepemudaan.
MENPORA yang pernah menjabat Ketua Komisi II DPR RI dari Dapil Madura tersebut dikenal sosok menteri yang mumpuni, bahkan dalam polling menteri terbaik belum lama ini, dirinya dikenal menteri yang sangat peduli terhadap pencegahan wabah virus corona (covid-19) beberapa waktu lalu.
Berikut petikan wawancara santai di bulan suci ramadhan sekaligus ngabuburit, menpora yang akrab disapa ZA ini bersama pasangan atlet pencak silat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah dan Pipiet Kamelia yang berprestasi melalui ngobrol online di kediaman Jatiwaringin, Jakarta Timur, Sabtu (25/4/2020).
Pasangan atlet ini berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 lalu. Pertama, Menpora ngobrol santai dengan Hanifan. Laiknya host terkemuka, menpora melontarkan berbagai pertanyaan. Suasana tampak begitu penuh keakraban.
Menpora: Hanifan salah satu andalan kita. Nah, bagaimana Hanifan bisa masuk dan tertarik di olahraga pencak silat? Cabang olahraga bela diri kan banyak
Hanifa: Awalnya mengikuti jejak orang tua. Berlatih, bersemangat, dan harus memiliki tekad. Kemudian ikut kejuaraan dan dipantau untuk mengikuti PON. Kemudian ikut latihan dan harus juga seleksi. Proses seleksi sangat ketat, bersaing dengan senior, dan teman sendiri
Dengan tekad yang kuat akhirnya lolos dan terus memulai karirnya sebagai seorang pesilat. Mulai Pekan Olahraga Nasional (PON) hingga Asian Games. Main di PON, itu sangat luar biasa. Hanif merasa menjadi kuda hitam saat itu. Sebagai orang baru yang turun di level nasional, dan kaget.
Tak sampai disitu, lalu puncaknya ikut di Asian Games. Sebelumnya, harus di seleksi lagi. Di Asian Games, kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
Menpora: mengenai perkembangan pencak silat di Indonesia. Apalagi, UNESCO menetapkan tradisi pencak silat sebagai warisan budaya tak benda, bagaimana menurutmu.
Hanifan: Pencak silat sangat baik perkembangannya. Kita ingin pencak silat ini kita besarkan. Hanifan selalu memberi arahan dan motivasi untuk adik-adik, jangan gengsi untuk belajar pencak silat. Kita jangan mau kalah dengan negara-negara lain
Menpora: kita mengapresiasi prestasi yang telah diraih Hanifan saat Asian Games 2018. Luar biasa penampilannya dan bisa dapat medali emas. Kita juga mengapresiasi langkah Hanifan yang langsung berlari memeluk Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto secara bersamaan usai memastikan medali emas.
Hanifan: Tidak mengerti bisa sampai memeluk (secara bersamaan). Sebelumnya, ada motivasi, awalnya saya kalah pada ronde saat itu. Kemudian Pak Jokowi datang, dan ada rasa beban bahkan beberapa detik fokus saya hilang. Bagaimana kalau saya kalah, apalagi ini kita tuan rumah. Saya enggak mau itu terjadi (kalah). Bagaimana saya harus menang. Saya beranikan untuk kejar poin, dan akhirnya bisa. Saya bangga dan bisa menang. Nggak nyangka bisa juara. Saya memutuskan untuk silaturahmi keatas, ada Pak Jokowi, Pak Prabowo dan lainnya. Disitu adem, dan silaturahmi.
Menpora: Oya luar biasa, bagaimana bisa menjalin asmaran, dan alhamdulillah bisa melangsungkan pernikahan.
Hanifan: awalnya hanya berteman. Berbagi cerita, hingga berbagi teknik. Namun, waktu ke waktu ada rasa bagaimana bisa menjalankannya dengan serius. Sampai akhirnya menikah.
Pipiet pun menanggapinya: Hanifan kan tengil banget ya orangnya. Dia orangnya aktif. Sering misalnya latihan dia mengoreksi. Lalu ada rasa, dan akhirnya menikah. Saat Asian Games 2018, disitu kami sudah dekat. Lalu menikah setelah Asian Games 2018.
Di akhir acara santai tersebut, menpora berterimakasih kepada keduanya yang sudah berbagi cerita, yang mungkin bisa menjadi inspirasi banyak orang. pasangan pesilat Indonesia ini juga berpesan kepada masyarakat agar mematuhi anjuran pemerintah ditengah wabah Covid-19.
Dia berharap masyarakat di tanah air agar terus berkreatifitas. Tetap menjaga jarak, menjaga kesehatan, dan selalu memakai masker serta rajin mencuci tangan. (redaksi/kemenpora/jef)