Berita TerkiniHeadlineKolomPodium

Belajarlah dari Kades Halim

Oleh: Fathorrahman Fadli*

Beberapa pekan ini kita dihibur oleh seorang Kepala Desa Sekapuk di Gresik Jawa Timur sana. Penampilan kepala desa itu terlihat tipe pemimpin penggerak masyarakat. Namanya, Abdul Halim. Kepala Desa yang energik ini mampu mengubah desa miskin menjadi Desa Milyarder yang kini viral di media sosial.

Desa-desa lain mungkin akan panas mendengar ceritanya. Bagaimana sebuah desa di tangan Abdul Halim yang dulu miskin, bisa berubah menjadi desa yang makmur dan hidup mandiri ditangannya hanya dalam tempo dua tahun.

Kesuksesan Desa Sekapuk tentu harus membuka mata para kepala desa di seluruh Indonesia. Bukan hanya kepala desa, tapi harus juga membuka mata para Camat, Bupati, Walikota, Gubernur, Para Menteri, para pejabat BUMN, hingga seorang Presiden sekalipun. Abdul Halim berhasil menebar wangi bunga ditengah kepala desa yang lain banyak yang masuk penjara gara-gara serakah mencuri dana bantuan rakyat lewat berbagai skema pembangunan dari pemerintah pusat.

Tersebar kabar luas, Desa Kapuk yang dahulu miskin itu, kini memiliki mobil dinas mewah merek Honda Alpard yang biasanya dipakai para anggota DPR RI atau pejabat pusat yang kantongnya tajir. Bukan hanya Alpard yang dibelinya. Tapi juga sejumlah mobil mewah lainnya sebagai kendaraan operasional desa. Amazing bukan?

Bukan hanya itu, anak-anak sekolah di desa itu dibelikan puluhan sepeda listrik untuk dipakai kemana mereka suka, terutama ke sekolah. Sedang ibu-ibu PKK nya berhasil menjadi ibu-ibu rumah tangga yang hidup mandiri. Setiap hari mereka bisa meraih uang sebesar Rp. 200-300 ribu dari aktivitas jualan aneka makanan dan souvenir. Jika dikalikan 30 hari, silakan anda hitung sendiri.

Secara geografis, Desa Sekapuk dikelilingi gunung kapur yang tandus. Dahulu, berstatus desa tertinggal karena mayoritas warganya hanya bekerja sebagai buruh tambang batu kapur.

Tapi, sejak tahun 2018, kondisi desa itupun berubah ditangan Abdul Halim. Dengan berbagai macam inovasi, kini Desa Sekapuk mampu mengubah status dari desa tertinggal menjadi desa maju dengan pendapatan asli desa mencapai miliaran rupiah.

“Bumdes Sekapuk memiliki target net profit Rp 4 Miliar per tahun,” ucap Halim optimis.

Membangun Ecowisata Setigi

Abdul Halim mengubah bekas tambang kapur yang digunakan warga sebagai tempat pembuangan sampah menjadi tempat Wisata Setigi. Ia berhasil menyulap Setigi memiliki pesona gunung kapur dengan bangunan-bangunan baru yang memiliki berbagai macam filosofi.

Halim membangun Setigi dengan mayoritas dana dari sistem obligasi saham warga. Sejak dibuka setahun lalu, Setigi telah dikunjungi 30 ribu orang dari berbagai daerah.

Kini dengan berbagai inovasi yang dilakukan Abdul Halim, BUMDes Sekapuk telah menciptakan 591 lapangan kerja dengan sumber daya manusianya adalah warga Desa Sekapuk sendiri.

Dengan kondisi finansial yang telah mapan Pemdes Sekapuk kini memiliki 5 kendaraan operasional dan satu unit mobil ambulans standar Covid-19.

Saking makmurnya, Desa Sekapuk di Kecamatan Ujung Pangkah ini menjadi satu-satunya yang mendeklarasikan diri sebagai ‘Desa Miliarder’ di Indonesia. Desa di wilayah Utara Gresik itu meraih prestasi fenomenal dengan pendapatan tinggi, sejak menyulap areal tempat pembuangan sampah di wilayahnya.

Desa Sekapuk diklaim memiliki pendapatan miliaran dari usaha BUMDes-nya dalam setahun. Caranya adalah menyulap bekas tambang yang selama ini dijadikan tempat pembuangan sampah, menjadi tempat wisata.

Kepala Desa Sekapuk, Abdul Halim merealisasikan gagasan membuat tempat wisata yang menghasilkan rupiah. Ide gilanya itu sempat ditentang warga karena dituding mimpi di siang bolong.

Ternyata sekarang ide Halim itu mampu menjadikan desanya mandiri dan menjadi ‘Desa Miliarder’. Salah satu bukti keberhasilan usaha BUMDes di sana, adalah lima kendaraan operasional senilai ratusan juta dan satu unit mobil Ambulance Standart Covid-19.

BUMDes pencapaian target keuntungan net Rp 4 miliar setahun, otomatis berpengaruh pada PADes menjadi Rp 1,5 miliar. Belum lagi lapangan kerja untuk 591 orang, ditambah sekitar 400 obligasi selama tahun ketiga. Semua ini terwujud berkat semangat kebersamaan seluruh warga desa.

Pelajaran Politik Halim
Tapi pelajaran apa yang mesti kita dapatkan dari kesuksesan Abdul Halim dalam memimpin?

Pertama, Abdul Halim memimpin dengan mimpi yang jelas. Ia ingin agar desanya yang terpuruk sebagai desa tertinggal itu berubah menjadi lebih baik. Ternyata hasilnya bukan sekadar lebih baik, namun menjadi yang terbaik. Halim hadir ketengah tengah masyarakat dengan komitmen yang tinggi, serta mampu meluruskan ucapan dan tindakan sebagai modal utama membangun kepercayaan rakyatnya. Halim berhasil menjadi sosok yang dipercaya. Dalam politik, kepercayaan itu modal yang utama dalam membangun gerakan dalam masyarakat. Kepercayaan publik mampu mendulang partisipasi masyarakat pada tingkat yang tak terbatas. Kepercayaan warga adalah modal utama Halim dalam menggerakkan masyarakat ke arah yang dikehendakinya.

Kedua, Abdul Halim percaya pada kekuatan potensial dalam masyarakatnya sendiri Sebagai pemimpin, ia tidak merengek-rengek minta bantuan orang luar (asing & aseng) untuk membangun negerinya sendiri. Ia percaya pada kekuatan masyarakatnya sendiri. Untuk itu ia rancang obligasi untuk menyerap uang masyarakat. Untuk kemudian dana itu diinvestasikan pada kegiatan yang produktif guna meningkatkan perekonomian warganya.

Ketiga, Abdul Halim memiliki sikap entreprenuership yang baik. Sikap ini sangat penting untuk menumbuhkan semangat social entreprenuer dalam masyarakat. Tanpa itu, seorang pemimpin tidak akan memiliki kreativitas yang sangat dibutuhkan warganya. Padahal kreatifitas adalah modal penting untuk meraih kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Keempat, Abdul Halim tergolong tipe pemimpin yang kesatria. Seorang kesatria selalu bersemangat meletakkan kepercayaan sebagai amanah. Jika ia diberi amanah, ia laksanakan dengan baik, namun jika ia tidak mampu maka dia akan menyerahkan kembali kepada warganya. Saat ini banyak pemimpin yang tidak mampu menjalankan amanah rakyat, namun sama sekali tidak memiliki sikap kesatria. Mereka justru bersikukuh untuk mempertahankan kekuasaannya meskipun secara nyata tidak nampu menjalankan amanah. Pada pemimpin yang demikian, ia hanya memikirkan dirinya sendiri dan telah mengorbankan rakyatnya. Dalam kategori kepemimpinan dalam sejarah, pemimpin yang demikian tergolong pemimpin yang berwatak jahat dan biasanya berkomplot dengan iblis dan setan. Pemimpin yang tidak bersikap kesatria itu hanya melahirkan kesengsaraan hidup, bencana, dan malapetaka bagi rakyatnya.

Kelima, Abdul Halim tergolong pemimpin rakyat yang sangat dibutuhkan. Lebih-lebih di saat krisis ekonomi yang mendera dunia. Kemampuan Halim dalam melihat potensi kekayaan alam yang semula tak berguna sebagai daya ungkit perekonomian warganya, bisa kita pandang sebagai pikiran yang genius. Model-model pikiran semisal Halim itu hendaknya dikembangbiakkan dalam kapasitas yang masif sehingga menjadi daya ungkit ekonomi yang strategis demi kemajuan bangsa. Selamat meneladani Abdul Halim!!!!

Sumber: ngopibareng

Selengkapnya

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Back to top button