Koarmada II Pasukan Katak Gelar Latihan Bertahan Hidup di Laut
ADARA TIMUR – Kemampuan bertahan hidup Penting bagi prajurit saat mereka dihadapkan pada situasi darurat terutama di tengah laut.
Kemampuan survival wajib mereka kuasai sampai dengan datangnya bantuan.Tuntutan tersebut yang melatarbelakangi Koarmada II melalui Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska), menggelar Latihan Bertahan Hidup di Laut atau Sea Survival, yang dilaksanakan di perairan Selat Madura, Selasa (16/03).
Skenario latihan diawali dengan adanya sebuah kapal patroli yang mengalami kebakaran di ruang mesin sehingga kapal tidak bisa berolah gerak dan kapal pun mengalami black out. Komandan memutuskan kepada seluruh ABK untuk melaksanakan Peran Peninggalan, karena api sudah tidak dapat dikendalikan dan air sudah masuk dari retakan dinding kapal.
Kejadian ini pun dilaporkan oleh pihak kapal kepada komando atas, dan mendapat perhatian khusus dari Pangkoarmada II yang memerintahkan Asops Pangkoarmada II untuk segera memberangkatkan kapal reaksi cepat yakni KRI Terapang-648 dan sebuah heli yang berdekatan dengan lokasi kejadian untuk membantu kapal tersebut.
Sementara para prajurit dari kapal patroli yang nahas sudah menyelamatkan diri dan berupaya bertahan hidup dalam liferaft.
Helikopter berhasil melaksanakan evakuasi salah satu korban luka bakar menggunakan teknik hoisting, dengan bantuan prajurit Satkopaska yang sudah diterjunkan ke laut.
Sementara prajurit lainnya diselamatkan oleh KRI Terapang dengan cara memberikan tanda kepada kapal tersebut antara lain menyalakan flare untuk menarik perhatian kapal serta mengaktifkan smoke signal sebagai pertanda keberadaan liferaft. Sementara di darat tim kesehatan dengan sigap menolong korban yang berhasil dievakuasi oleh heli dan KRI Terapang untuk mendapatkan pertolongan kebih lanjut.
Sementara itu dalam sambutan Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan yang dibacakan oleh Kepala Staf Koarmada II Laksma TNI Dafit Santosa mengatakan, jika simulasi kedaruratan harus tetap dilatihkan kepada seluruh prajurit Koarmada II, agar profesionalisme para prajurit selalu terjaga dan siap digunakan pada saat menghadapi situasi darurat yang sebenarnya.
“Operasi di laut memang penuh dengan tantangan, oleh karena itu mengawaki KRI atau KAL bukanlah hal yang bisa dianggap mudah. Karena para prajurit sekalian dituntut untuk terus mengembangkan diri, terus berlatih untuk menjadi professional, ” ungkapnya. (tni)