Langkah Anies Wajar Saja
Oleh Medrial Alamsyah, Pengamat Manajemen Publik
BANYAK saya lihat yang bertepuk tangan berlebihan melihat langkah-langkah leadership Anies dalam menangani wabah Covid-19. Ibarat memberi standing ovation seperti saat Ronaldo mencetak gol salto spektakuler ke gawang Juventus di final Liga Champion 2016/2017 lalu.
Kenapa? Karena menurut saya, langkah-langkah leadership Anies itu wajar-wajar saja dilakukan oleh seorang pemimpin. Nothing special. Karena itu saya sekedar bertepuk tangan untuk memberi isyarat bahwa dia sudah bekerja pada jalur yang benar sekaligus memberi semangat agar terus bekerja dengan baik, jika tidak bisa ditingkatkan.
Tetapi saya memaklumi saja orang-orang yang melakukan standing ovation itu. Ibarat naik mobil yang sama, saya melihat kecepatan Anies dalam bekerja, mereka melihat percepatan.
Dalam fisika dasar kita diajarkan bahwa kecepatan diukur dengan cara melihat berapa jarak yang ditempuh sebuah benda dalam satuan waktu tertentu terhadap titik statis. Kecepatan mobil diukur dari jalan dimana mobil itu bergerak.
Percepatan adalah kecepatan sebuah benda dibandingkan dengan benda lain yang juga bergerak. Umpamanya mobil A dibandingkan dengan mobil B yang juga bergerak di sebelahnya. Jika kecepatan mobil A 40 KM/jam dan mobil B 20 KM/jam, yang bergerak ke arah yang sama, maka percepatan mobil A 20 KM/jam terhadap mobil B. Jika kecepatan kedua mobil itu sama (katakan 40 km/jam) maka percepatan A ke B jadi 0, demikian pula B ke A.
Sedangkan andai mobil A bergerak ke Selatan dan B ke Utara, maka percepatan mobil A menjadi 60 km/jam terhadap B. Itu sebabnya jika kita naik mobil melihat pada jalan atau pagar di pinggir jalan, kecepatan mobil terasa berbeda bila kita melihat pada mobil di sebelahnya. Lebih lambat bila mobil di sebelah bergerak ke arah yang sama dan sangat cepat bila yang di sebelah bergerak berlawanan arah.
Jika penanganan Covid-19 di Indonesia diibaratkan jalan mobil di jalan raya, mobil A yang dikendarai Anies Baswedan dan mobil B dikendarai Jokowi, maka saya memaklumi ada yang melakukan standing ovation segala terhadap kecepatan Anies. Pasalnya, mobil A bergerak ke Selatan sementara penumpangnya melihat ke arah mobil B yang bergerak ke Utara.
Yang saya tidak bisa paham adalah penumpang mobil B. Utara itu bergerak ke jurang tapi kok malah lakukan standing ovation pula. Itu ibarat fans Liverpool melakukan standing ovation saat Benzema bikin goal akibat blunder kiper Loris Karius di Final Liga Champion 2017/2018. (*)