Ujian dari Allah agar Kita Bertobat
Oleh: Fathorrahman Fadli
(Direktur Eksekutif Indonesia Development Research/IDR dan Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang)
MUNGKIN jelas dalam benak para ahli pikir, bumi ini rasa-rasanya sedang membersihkan dirinya sendiri. Ia ingin mandi junub karena seluruh malam-malam indahnya ia kerap diperkosa oleh manusia. Ia ingin dirinya segar kembali. Tak mau lagi dikotori oleh keangkuhan, kesombongan, dan kesadisan manusia atas bentangan alam raya dan isinya ini.
TUHAN penguasa alam raya, jelas sangat berkuasa atas segala sesuatu. Bisa berbuat apa saja, sekehendak-Nya. Kun Fayakuun, Jadilah Maka Jadilah!
Manusia sebagai The Ultimate Create tak boleh cemburu pada Tuhan.
Sebab manusia sebagai budak Allah (Abdullah), sudah diberi banyak waktu untuk mewakili Tuhan di bumi (khalifah fil ardi), namun mereka tidak amanah menjaganya. Jadi Tuhan marah besar. Lalu, Tuhan ingin mengambil alih kekuasaan yang diselewengkan manusia manusia tak tahu diri itu.
Maka Tuhan kirim ke dunia makhluk yang super-mikro berupa Covid 19 untuk membantu bumi mandi junub. Mandi dalam waktu yang cukup. Dan, itu pelajaran penting bagi kaum yang berakal. Para ulil albab, para rausyanfikr, para sufi, dan para penikmat keheningan.
Tuhan murka, karena manusia telah memberikan konsesi merusak hutan kepada cukong-cukong pemilik kebun sawit itu. Pemilik tambang batu bara itu.
Tuhan juga murka pada mantan-mantan menteri Kehutanan pemberi ijin konsesi dan particular diseputar lahan hutan. Penerima fee alih fungsi lahan itu. Para perusak hutan dengan tambang-tambang batu bara itu.
Meski mereka bekerja dibalik konstitusi, sejatinya pekerjaan mereka itu adalah melawan hukum-hukum alam, makro kosmos itu. Mereka secara pelan tapi pasti telah merusak keseimbangan bumi. Mereka telah memperkosa alam hingga oksigen di udara menyusut.
Padahal Republik Indonesia ini adalah patahan surga di bumi. Semua lukisan indah dalam alQuran seperti, “Jannatin tajri min tahtihal anhar” itu ada di republik ini.
Tapi saking bodohnya, pemerintah menyerahkan hutan kepada manusia yang tidak lebih pintar dari pada monyet.
Menurut saya, Kementerian Kehutanan itu bubarkan saja dan serahkan pengelolaan hutan itu kepada kepemimpinan Para Monyet. Sebab orang utan dan monyet-monyet itu lebih mampu memahami dan mengelola alam raya di hutan hutan kita yang hebat nan lebat itu.
Monyet-monyet itu lebih memiliki Leadership yang paripurna mengalahkan manusia yang tahunya minta fee alih fungsi lahan. Monyet Leadership tak mengenal fee alih fungsi itu. Mereka tetap istiqomah pada hukum hukum kausalitas alam raya.
Maka kehadiran Covid 19 itu, sejatinya Tuhan hendak mencabut SK kementerian Kehutanan itu dan menyerahkan pengelolaan hutan kepada para monyet.
Sebab selama ini manusia itu lebih biadab dari pada monyet. Jutaan hektar lahan perawan di berbagai lokasi dirusak manusia-manusia rakus itu. Sehingga banjir pun datang. Udara pun panas, oksigen berhenti berproduksi, dan hewan-hewan pun mati.
Oleh karena itu, sudah waktunya Tuhan menarik kembali memberi kesempatan bumi ini mandi junub sepuas-puasnya. Hingga bumi ini betul-betul segar bugar kembali. Hingga langit itu kembali membiru.
Biarkan manusia saling tuduh, saling serang, dan saling meniadakan. Amerika dan Eropah biarkan menyalahkan China. Dan, biarkan pula apa yang terjadi pada China yang sepanjang hidupnya melawan Tuhan.
Biarkan saja! Sebab Tuhan punya maksud tersendiri atas Xi Jinping dan teman-temannya yang komunis itu. Yang tidak pernah sholat itu. Yang tidak pernah ke gereja itu. Biarkanlah, lebih baik kita menunggu sejarah ditulis. Sebab manusia seperti kita ini tak mampu mencegah kehendak Tuhan.
Yang penting kita lakukan adalah membersihkan tempat-tempat ibadah dari kemewahan. Sebab Tuhan tidak suka rumah-rumah ibadah itu mentereng, sedang sekeliling rumah ibadah itu kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari.
Tuhan tidak suka kepada Badan-badan zakat yang menumpuk-numpuk uang hingga milyaran, namun saldo bulanannya tidak menjadi nol.
Tuhan tahu bazis-bazis itu tidak bekerja dalam jalur-jalur yang syar’i. Tuhan juga tahu, dana-dana haji itu dimakan sama pengurusnya. Mereka tak pantas bergaji besar, namun para jamaah tak punya rumah tinggal di dekat Baitullah itu. Tuhan tahu pengurusnya tidak serius.
Tuhan tahu pengurusnya hanya membungkuk-bungkuk pada kekuasaan. Takut dipecat, lalu uang gaji puluhan juta itu hilang. Padahal Tuhan juga tahu uang haji itu dikumpulkan dari tetesan keringat umat Islam yang merindukan berjumpa dengan Tuhan di rumahnya, Baitullah. Lo kok yo tega, pengurus dana itu minta gaji besar. Tuhan juga tahu, soal bagaimana mereka mengelola uang dana haji itu lho!
Ayolah sadar, jangan melawan Tuhan terus menerus. Mbok Tobatlah! Aku yakin kalian tak bakal menang melawan Tuhan. Kepada Xi Jinping saya berharap, mbok ya kamu masuk Islam saja Jinping. Tak usak sok hebat kamu Ping.
Kalau kamu tidak mau, lebih baik kamu dan rakyatmu yang kafir-kafir, yang melawan Tuhan itu mati saja dimakan Corona, beres. Dan, kesombonganmu terkubur. Dunia dan lebih lebih Amerika itu, Trump itu takut sama kamu lho.
Satu lagi permintaanku, mbok ya kamu jangan maksa-maksa pemimpin Indonesia lagi. Bangun OBOR (One Belt One Road) lah, Turn Key Project lah, gak usah Ping, kasihan dia nggak ngerti. Kasihan! Gak mampu dia, kasihan, karena tiap hari dia dimarah-marahi rakyatnya. Sudah ya Xi Jinping, aku mau sholat subuh dulu. (*)
Bye Jinping..!!!